Saturday, March 21, 2020

Hakekat dan Hikmah Beriman Pada Hari Akhir

Sebelumnya mari kita renungkan.. Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih? Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya.

Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat dan merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh kehendak dan pilihan mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan sementara banyak pula orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia. Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihan masing-masing. Untuk itu, hanya orang-orang yang beriman kepada hari akhirlah yang akan mengisi kegiatan hidupnya di dunia dengan kegiatan yang baik dan bermanfaat, baik bagi dirinya maupun orang lain. Karena mereka percaya bahwa apa yang telah diperbuatnya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Swt. di akhirat kelak.

Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di atas, antara lain Q.S Táhá/20:15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai hasil usahanya”. (Q.S Táhá/20:15).

Hari Akhir menurut bahasa artinya “Hari Penghabisan” (Q.S. al-Baqarah/2:177), juga disebut “Hari Pembalasan” (Q.S. al-Fatihah/1:4). Adapun menurut istilah, Hari Akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari Akhir juga disebut hari Kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya (Q.S. al-Mumtahanah/60:3).

Kebenaran akan datangnya Hari Akhir dapat ditemukan melalui kajian ayat-ayat al-Qur’an, ilmu pengetahuan, dan panca indera. Melalui kajian akan kebenaran adanya Hari Akhir, kita akan dapat menghayati akan nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir. Perhatikan Q.S. al-’Anbiya/21:97. Berikut disajikan informasi terkait dengan Hari Akhir menurut ketiga sudut pandang tersebut.

1. Hari Akhir Menurut al-Qur’an
Hari Akhir atau Hari Kiamat menurut al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Kiamat Sugra (Kecil)
Kiamat Sugra adalah peristiwa datangnya kematian bagi semua makhluk termasuk manusia yang bersifat lokal dan individu. Firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran/3:185:
Artinya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu, barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.

Sebelum terjadi hari kiamat, mereka yang telah mati mengalami proses awal kehidupan akhirat yang disebut alam barzakh (Q.S. ar-Rum/30:55-56). Barzakh adalah alam yang menjadi batas antara alam
dunia dan alam akhirat. Pada masa itu roh manusia sudah menyadari akan kebenaran janji Allah Swt. (Q.S. al-Mu’minun/23:99-100), bahkan kepada mereka yang jahat sudah diperlihatkan Neraka dan siksaannya (Q.S. al-Mu’min/40:45-46).

Peristiwa-peristiwa yang harus diimani yang akan terjadi sesudah mati antara lain sebagai berikut.
  1. Fitnah kubur, yaitu beragam pertanyaan yang diajukan kepada orang yang meninggal tentang Tuhannya, agamanya, nabinya, imannya, dan kiblatnya.
  2. Siksa dan nikmat kubur: siksa kubur diperuntukkan bagi orang yang zalim, munafik, kafir, dan musyrik (Q.S. al-An’am/6:93, Q.S. al-Mu’min/40:46, Q.S. Fussilat/41:30, Q.S. al-Ahqaf/46:83-89). “Nikmat kubur diperuntukkan bagi orang yang baik amal ibadahnya di dunia” (Q.S. Ali ’Imran/3:169-170 dan Q.S. al-Baqarah/2:154).
b. Kiamat Kubra (Besar)
Peristiwa berakhirnya seluruh kehidupan makhluk dan hancur leburnya alam semesta secara total dan serentak. Proses terjadinya hari kiamat tersebut dijelaskan oleh Allah Swt. dalam banyak ayat, di antaranya dalam Q.S. at-Takwir/81:1-3:
Artinya: “Apabila matahari digulung, apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan”.

Dalam Q.S. az-Zalzalah/99:1-5 dijelaskan peristiwa terjadinya kiamat dimulai dengan datangnya gempa yang sangat dahsyat. Dalam Q.S. al-Qari’ah/101:1-5 dijelaskan keadaan manusia bagaikan anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung bagai bulu yang dihambur-hamburkan. Berdasarkan ayat-ayat tersebut, peristiwa kiamat merupakan kejadian yang sangat hebat, yaitu tatkala Malaikat Israfil meniup sangkakala. Kemudian bumi diangkat, gunung-gunung dibenturkan dan terjadilah kerusakan hebat. Langit pecah bergelegar, benda-benda bumi pun bertebaran laksana kabut. Sementara manusia akan kacau balau kebingungan hanya Allah Swt. saja yang Maha Kekal.

2. Hari Kiamat Menurut Ilmu Pengetahuan

a. Menurut Geologi
Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, dan yang ringan berada di atas. Melalui proses evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari, sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor (menyala/hancur).

b. Menurut Teori Fisika
Letak matahari adalah 149.597.870, 7 km, jauhnya dari bumi, sinar matahari sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km dan luas permukaannya 616 × 1010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 × 1027 kalori = 5.853,9 kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat celcius.

Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini.
  1. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israel, akan dihidupkan kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh (Q.S. al-Baqarah/2:72-73).
  2. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka datang kepadamu dengan segera” (Q.S. al-Baqarah/2:260).
Kedua informasi di atas telah dijelaskan di dalam al-Qur’an, tetapi bukan merupakan berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.

Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah Swt. berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Yaumul Ba’ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam kubur. Firman Allah Swt.:
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah Swt. semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah Swt. mengumpulkan semua amal perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan Allah Swt. menyaksikan atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah/58:6).

2. Yaumul Hasyr
Yaumul Hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.:
“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi/18:47).

3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang sudah dicatat Malaikat Raqiib dan ‘Atiid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.:
“Dan diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata “Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi/18:49).

4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: “Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nur/24:24).

Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan jika amalan itu hanya seberat zarrah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’/21:47).

5. As-Sirat
As-Sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati As-Sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw. bersabda: “Terbentanglah jembatan (As-Sirat) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim).

6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Pada hari itu, tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah Swt. sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin/40:17).

7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan menerima balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya (Perhatikan! Q.S. al-Haqqah/69:21-24), (Q.S. al-Waqi’ah/56:8-40).

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka
Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat, maksiat, tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt., maka akan menerima balasan yang sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya pula.

Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Gasyiyah/88:4-7: “Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minuman dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.”

Hakikat Beriman kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt.

Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt. pada Q.S. al-Baqarah/2:4 berikut:
Artinya: “dan mereka yang beriman kepada (al-Qurān) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”.

Kemudian, dalam percakapan Rasulullah saw. dengan malaikat Jibril yang panjang tentang iman, Islam, dan Ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman) yang artinya: Artinya: “Beliau menjawab: “Kamu beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk”. (H.R. Muslim).

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu ciri orang beriman. Adapun dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebutkan bahwa Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada Hari Akhir.

  1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
  2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
  3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.
  4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.
  5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya;
  6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.

Kaitan antara Beriman kepada Hari Akhir dengan Perilaku Jujur, Bertanggung Jawab, dan Adil.
Makna kemenangan dan sukses dunia dan akhirat adalah kita perlu menelusuri motif diri kita yang paling dalam. Hal-hal apakah yang mampu menggerakkan diri kita untuk melakukan hal-hal yang sangat besar, serta kemenangan apakah yang kita harapkan? Sukses itu ada yang bersifat jangka panjang dan ada yang bersifat jangka pendek. Sukses yang jangka panjang adalah kesuksesan negeri akhirat. Adapun sukses jangka pendek adalah kesuksesan hidup di dunia. Keyakinan akan adanya Hari Akhir membawa konsekuensi bahwa hidup di dunia bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan awal dari kehidupan yang panjang. Siapapun orangnya pada akhirnya akan meninggal dunia. Sungguh setiap yang berjiwa akan merasakan kematian.

Sukses yang bersifat jangka panjang adalah kesuksesan negeri akhirat, kesuksesan inilah yang harus diraih dengan jalan melakukan kebiasaan efektif dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam kehidupan di dunia, khususnya banyak melakukan amal kebaikan sesuai dengan nilai-nilai al-Quran. Keimanan kepada Hari Akhir juga memiliki keterkaitan dengan perilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil. Mengapa? Karena dengan memiliki keimanan yang teguh akan adanya Hari Akhir dan pembalasan di akhirat, akan menumbuhkan kesadaran bahwa semua perbuatan yang dikerjakan selama di dunia akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt. Untuk itu, segala sikap dan perilaku kita harus selaras dengan tuntunan agama. Menyadari bahwa manusiaitu sangat kecil di hadapan kebesaran Allah Swt., sehingga diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur atau sombong dalam dirinya, selalu berusaha melakukan amal salih, bersikap jujur, dan menghindari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma agama.

Allah Swt.berfirman yang artinya; ”Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah Swt. rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”(Q.S./98:7-8).

Jika kita cermati ayat ini, jelas nyata bagi kita bahwa Allah Swt. memberikan predikat makhluk yang baik dan berkualitas bagi mereka yang beriman akan hari Akhir. Selain itu, melaksanakan kegiatannya/bekerja selama hidupnya dengan penuh tanggung jawab, adil, dan jujur, Dengan demikian, perbuatan baiknya selama di dunia akan dibalas di akhirat dengan surga Adn.

Dengan beriman kepada Hari Akhir, akan mendorong seseorang untuk melakukan kebiasaan diri dengan akhlaktul karimah. Seperti mawas diri, rendah hati, peduli kepada sesama, dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. Hal ini dilakukan dengan ibadah (seperti salat) maupun dengan ibadah sosial. Ibadah sosial, yaitu semua kegiatan yang bermanfaat bagi sesama dan akan termotivasi untuk selalu berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil.

Keyakinan akan adanya hari akhir dapat mengantarkan manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam kehidupannya. Khususnya banyak melakukan amal kebaikan sesuai dengan nilai-nilai al-Qur’an.

Dari pembahasan di atas, perilaku yang menggambarkan kesadaran beriman kepada Hari Akhir adalah sebagai berikut ini.

  1. Menyadari bahwa semua perbuatan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Untuk itu, segala sikap dan perilaku kita harus selaras dengan tuntunan agama. Menyadari bahwa manusia itu sangat kecil di hadapan kebesaran Allah Swt., sehingga diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur atau sombong dalam dirinya;
  2. Selalu berusaha melakukan amal saleh dan menghindari semua perbuatan yang bertentangan dengan norma agama;
  3. Membiasakan diri dengan akhlakul karimah, seperti mawas diri, rendah hati, peduli kepada sesama, dan lain-lain.
  4. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. baik dengan melakukan ibadah (seperti salat) maupun dengan ibadah sosial, yaitu semua kegiatan yang bermanfaat bagi sesama.
  5. Termotivasi untuk selalu bekerja keras dan menjauhi kemalasan.